Rabu, 15 April 2015

Sistematika Hewan Vertebrata

BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Cempala Kuneng atau nama Latinnya Copsychus pyrropygus merupakan salah satu burung kebanggaan rakyat Aceh. Pada masa kejayaan Kerajaan Aceh di bawah Sultan Iskandar Muda (1607 -1636), Cempala Kuneng sudah dikenal dan disebut-sebut dalam berbagai hikayat Aceh. Oleh karena ketenarannya maka burung ini juga dijadikan Fauna Identitas Propinsi Aceh. Burung yang indah ini mudah dikenal karena kekerabatannya dengan Murai Batu. Walaupun tidak memiliki ekor panjang seperti Murai Batu, keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan ciri khas sebentuk alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor dan punggung berwarna kuning kemerahan, sedangkan ujung ekornya berwarna hitam dengan pinggir putih pada bagian bawahnya.
Cempala kuneng menghuni hutan yang memiliki banyak cekungan atau lembah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Habitat utama burung ini adalah kawasan Taman Nasinal Gunung Leuser (TNGL). Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh, tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia. Tidak seperti Murai Batu yang cenderung memakan serangga, Cempala Kuneng adalah burung yang memakan biji-bijian. Populasi Cempala Kuneng di Aceh saat ini sudah langka sekali dan sudah masuk ke dalam daftar Appendix sebagai fauna yang harus dilindungi.
Dalam beberapa hal, penampilan burung ini memang mirip dengan murai batu. Perbedaan utama terletak pada bulu ekor yang berwarna kuning. Karena itulah burung ini dinamakan kucica ekor kuning. Di mancanegara, selain memiliki nama resmi rufous tailed-shama, ada juga yang menyebutnya sebagai orange-tailed shama. Kicaumania di Malaysia menyebutnya sebagai murai ekor jingga.
Oleh karena itu untuk memahami lebih lanjut mengenai burung cempala kuneng, maka makalah ini membahas mengenai burung cempala kuneng secara jelah, mulai dari klasifikasi, ciri-ciri, habitat, makanan, keistimewaan dan cara reproduksinya.

B.       TUJUAN
1.         Mengetahui ciri-ciri burung cempala kuneng
2.         Mempelajari klasifikasi dari burung cempala kuneng
3.         Mengetahui keistimewaan burung cempala kuneng
4.         Mengetahui penyebaran burung cempala kuneng

C.        RUMUSAN MASALAH
1.         Apa ciri-ciri dari burung cempala kuneng?
2.         Bagaimana klasifikasi burung cempala kuneng
3.         Apa keistimewaan dari burung cempala kuneng?
4.         Bagaimana penyebaran burung cempala kuneng?






























                                                       

BAB II

ISI

A.      KLASIFIKASI

Nama lokal             : Cempala Kuneng
Nama ilmiah           : Copsychus pyrropygus

Kingdom                : Animalia
Phyllum                  : Chordata
Sub Phyllum          : Vertebrata
Classis                    : Aves
Ordo                      : Passeriformes
Familia                   : Turdidae
Genus                     : Copsychus
Species                   : Copsychus Pyrropygus
Cempala Kuneng atau nama Latinnya Copsychus pyrropygus merupakan salah satu burung kebanggaan rakyat Aceh. Keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan ciri khas sebentuk alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor dan punggung berwarna kuning kemerahan, sedangkan ujung ekornya berwarna hitam dengan pinggir putih pada bagian bawahnya.












B.       MORFOLOGI




Keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilat dengan alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Ukuran tubuh dari ujung paruh sampai ke ujung ekor memiliki panjang sekitar 8 inci. Suaranya panjang merdu serta memukau, nyaring naik turun dan tidak teratur. Bunyinya wu eeee dan we oooo.


           Cempala Kuneng Jantan                         Cempala Kuneng Betina

Burung jantan memiliki perbedaan warna dari burung betina. Pada jantan dewasa, tubuh bagian atas berwarna hitam. Bagian tenggorokan dan dada juga hitam. Sedangkan perut hingga daerah kloaka berwarna oranye. Burung jantan juga memiliki alis berwarna putih. Ekornya berwarna oranye.
Pada burung betina dewasa, warna tubuh bagian atas cokelat. Bagian perut berwarna cokelat muda. Selain itu, burung betina tidak memiliki alis putih di atas matanya. Burung muda, baik jantan maupun betina, memilki warna tubuh lebih cokelat dengan bintik-bintik kuning atau merah karat.

C.       PERILAKU
Burung Cempala Kuneng merupakan burung penyanyi kata orang tua dulu karena memang kebiasaan dari burung ini yang suka berkicau. Jadi tidak heran kalau dalam lagu Aceh juga ada lagu Cempala Kuneng.

D.      MAKANAN
Burung Cempala kuneng ini merupakan kelompok burung cacing. Burung cacing ini membentuk suatu suku besar pemakan serangga yang sebagian besar hidup dilahan berhutan. Selain memakan serangga burung Cempala Kuneng ini juga memakan biji-bijian.
E.       HABITAT DAN PENYEBARAN
Cempala kuneng menghuni hutan yang memiliki banyak cekungan atau lembah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Habitat utama burung ini adalah kawasan Taman Nasinal Gunung Leuser (TNGL). Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh, tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia.
wilayah persebaran mulai dari Thailand Selatan, wilayah barat Semenanjung Malaysia, serta Sumatera dan Kalimantan (termasuk Brunei, Sabah dan Serawak).





































BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

1.         Cempala Kuneng atau nama Latinnya Copsychus pyrropygus merupakan salah satu burung kebanggaan rakyat Aceh. Warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan ciri khas sebentuk alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor dan punggung berwarna kuning kemerahan, sedangkan ujung ekornya berwarna hitam dengan pinggir putih pada bagian bawahnya.
2.         serangga yang sebagian besar hidup dilahan berhutan. Selain memakan serangga burung Cempala Kuneng ini juga memakan biji-bijian.
3.         Cempala kuneng menghuni hutan yang memiliki banyak cekungan atau lembah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.






























DAFTAR PUSTAKA





Rabu, 01 April 2015

Phyllum Arthropoda


LAPORAN
SISTEMATIKA HEWAN INVERTEBRATA
PHYLLUM ARTHROPODA










Disusn Oleh:
          RISKY IKA PRIMADIANTI
A 420110150




LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012




HALAMAN PENGESAHAN



            Laporan Praktikum Kerja Lapangan Mandiri ini telah diperiksa oleh Asisten Dosen Praktikum Sitematika Hewan Invertebrata dan telah disetujui oleh Dosen Pengampu Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Universitas Muhammadiyah.Surakarta.

Hari                 :
Tanggal           :
Nilai                :



   Dosen Pengampu Praktikum                                                    Asisten
Sistematika Hewan Invertebrata


 (Dwi Setyo Astuti, M. Pd.)                                               ( Riza Fitroh K.)


Mengetahui
Kepala Laboratorium Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta


                                                        (Triastuti Rahayu, M.Si.)



KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan hidayahnya sehingga laporan ini dapat selesai sebagaimana yang diharapkan.
Ada hal yang mendasar dari penyusunan laporan ini, yakni latar belakang dalam penyusunan laporan ini. Hampir 90% seluruh jenis hewan yang dikenal manusia adalah Arthropoda. Tentunya dengan hal ini membuktikan bahwa jumlah phyllum Arthropoda merupakan jumlah yang cukup besar dan cukup unik untuk diteliti dan dibahas tentang ciri-cirinya, klasifikasinya, serta peranannya bagi kehidupan manusia. Selain itu Arthropoda sangat mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mempermudah untuk kita mencocokkan hasil penelitian para ahli tentang phylum Arthropoda ini. Dan tentunya dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kita, khususnya para praktikan.
Kemudian dengan selesainya laporan ini, saya menghaturkan rasa terima kasih kepada Asisten Dosen dan Dosen Pengampu Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata yang telah membimbing saya dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan yang telah saya susun ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi para pembaca.







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii         
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................ 1         
B.     Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.     Tujuan............................................................................................. 2
D.    Manfaat........................................................................................... 2

BAB II         TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3


BAB III       PEMBAHASAN
A.    Kelas Arachnida
1.      Achaearanea tapidariorum....................................................... 8
2.      Latrodectus mactans................................................................. 9
3.      Centruroides noxius.................................................................. 11
4.      Centruroides gracilis................................................................. 12
5.      Mastigoproctus giganteus......................................................... 14
B.     Kelas Myriapoda
1.      Narceus americanus................................................................. 15
2.      Narceus sp................................................................................ 17
3.      Scolopendra subspinipes........................................................... 18

BAB IV          KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
                  Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
                  Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
                  Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja, sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering tidak dapat mencari pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di dekat koloni aphids yang berguna

 sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi larva yang buta dan tidak berkaki.
                  Filum Arthropoda terbagi menjadi beberapa kelas yang umum di kenal serta  memiliki ordo yang begitu banyak, untuk mengetahui kelas dan ordo dari filum Arthropoda maka diadakannya praktikum kerja lapangan ini. Contohnya pada kelas Myriapoda.dan.Arachnida.
2.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Arthropoda?
2.      Bagaimana ciri-ciri umum Arthropoda?
3.      Bagaimana klasifikasi Arthropoda?
4.      Apa pengerian dari Myriapoda dan Arachnida?
5.      Bagaimana ciri-ciri dari Myriapoda dan Arachnida?

3.      Tujuan
1.      Mempelajari jenis-jenis Arthropoda yang ada di alam.
2.      Mendeterminasi spesies yang didapat untuk mengetahui nama jenisnya.

4.      Manfaat
1.      Mengetahui definisi dari Arthropoda, Myriapoda dan Arachnida.
2.      Mengetahui ciri-ciri umum Arthropoda.
3.      Mengetahui jenis-jenis Arthropoda yang ada di alam.
4.      Mengetahui ciri-ciri Kelas Myriapoda dan Arachnida.
5.      Dapat mendeterminasi spesies yang didapat dan mengetahui nama spesiesnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Arthropoda berasal dari 2 kata yaitu arthes yang artinya bersendi-sendi dan poda yang artinya kaki (alat ekstremitas). Jadi Arthropoda adalah kelompok hewan yang mempunyai kaki (alat ekstremitas) yang bersendi-sendi, meliputi serangga, laba-laba, udang dan lipan. Phyllum ini mempunyai anggota yang paling banyak diantara phyllum-phyllum yang lain. Kelompok hewan ini mempunyai ciri karakteristik, diantaranya adalah :
1.      Mempunyai segmen tubuh yang heterogen, yaitu segmentasinya tidak sampai pada alat-alat dalamnya. Hal ini hampir sama dengan Phyllum Anellida.
2.      Susunan syaraf tangga tali yang terdiri ganglion cerebrale dan ganglion longitudinale.
3.      Sistem peredaran darah terbuka dan belum mempunyai cor, tetapi mempunyai pembuluh yang memanjang di sebelah dorsalnya yang berfungsi seperti halnya jantung.
4.      Rongga badan sepanjang tubuhnya yang merupakan gabungan dari r. badan I (ectoderm) dan r. badan II (mesoderm).
5.      Ekstremitasnya bersendi-sendi yang merupakan derivat dari parapodia pada Anellida.
6.      Permukaan tubuh dilapisi eksoskeleton yang keras berasal dari cuticula. Merupakan hasil sekresi dari sel-sel epidermis dibawahnya, tersusun dari zat chitin (amino polysakarida) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Cuticula ini keras akibat adanya endapan zat kapur yang tidak lentur hanya bagian-bagian tertentu saja yang tipis sehingga lebih lentur dan mengakibatkan adanya pergerakan, misalnya bagian persendian, pipa trachea dan lain-lain.
7.      Alat.pernapasan.dengan.memakai.sistem.trachea..


8.      Pertumbuhan tubuh Arthropoda sebagian besar dengan metamorfosa dan proses ecdysis yaitu pengelupasan eksoskeleton karena adanya hormon ecdyson. (Rahayu, A.,1997).
            Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
            Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap.seperti.pada.nyamuk,.serta.menggigit.seperti.pada.semut.
            Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.
            Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya.nyamuk,.lalat,.semut,.kupu-kupu,.capung,.belalang,.dan.lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput. (Amintabin, 2010).
Klasifikasi , dibagi menjadi 4 kelas :
1.      Crustacea. Pembagian tubuh : Sefalotorak (kepala-dada), dan abdomen (perut). Habitat : air. Ciri-ciri : 10 pasang (1 ps tiap ruas), alat pernapasan insang, contoh : genus /spesies Leander sp (udang), Macrocheira kaempferi (kepiting raksasa). 
2.      Arachnoidea. Pembagian tubuh : Sefalothorak dan abdomen. Habitat : darat. Ciri-ciri lain : 4 pasang kaki pad sefalotorak, alat pernapasan berupa.paru-paru.buku,.contohnya : Thelyphonus (kalajengking), Mastigopractus (laba-laba).
3.      Myriapoda. Pembagian tubuhnya : Sefal (kepala), torak (dada ) dan abdomen (perut). Habitatnya : darat. Ciri-cirinya: 1 pasang pada setiap ruas, alat.pernapasan.berupa.trachea,.contohnya : Chilopoda (lipan), Diplopoda (kaki seribu).
4.      Insecta..Pembagian.tubuhnyaO: Sefal,.torak.dan.abdomen. Habitatnya: darat, perairan. Ciri lainnya : 3 pasang pada torak, Alat pernapasan trachea, beberapa diantaranya ada yang bersayap, contohnya : Apis (lebah), Aedes (nyamuk). (Jumar, 2000).
            Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan 4 pasang kaki. Tidak memiliki mandibula.
            Arachnida dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
1.     Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
2.    Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
3.    Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki tubuh berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus sp). (Ayu, K., 2012).
            Respirasi berlangsung dengan menggunakan paru-paru buku yang terdapat pada bagian abdomen, tetapi ada juga yang menggunakan trakea. Hewan ini mempunyai sistem peredaran darah terbuka. Memiliki sistem saraf tangga tali. Ganglion otak ada di kepala, memiliki serabut saraf yang berhubungan dengan mata.dan.indra.peraba. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam). Sistem pencernaan makanan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Sisa metabolisme diekskresikan melalui pembuluh malpighi (tubulus Malpighi) yang mengelilingi lambung dan anus. (Karmana dan Anik, 1987).
            Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.
            Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Myriapoda melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali. (Soemarwoto, 1983).
                 Kelas Myriapoda memilik dua ordo, yaitu sebagai berikut :
1.      Diplopoda
            Tubuh hewan ini berbentuk silinder, jumlah segmennya sekitar 25–100, setiap segmennya hanya mempunyai sepasang kaki dan setiap abdomen mempunyai dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Contohnya keluwing, makanan hewan ini berupa tumbuh-tumbuhan dan berkembang biak dengan bertelur. Adapun makanan keluwing berupa sisa-sisa tumbuhan, sering terdapat di tempat yang lembap pada pembuangan sampah. Jika kita mengganggu hewan ini, maka tubuhnya akan segera menggulung.
2.      Chilopoda
            Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator), makanannya adalah cacing dan serangga. Bentuk tubuhnya pipih, jumlah segmen bisa mencapai 177, setiap segmen mempunyai sepasang kaki, kecuali pada satu segmen di belakang kepala dan dua segmen terakhir. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata. Masing-masing mata mengalami modifikasi menjadi cakar beracun. Lipan atau kelabang bila bertemu mangsanya akan menyerang mangsanya dengan cara menggigit menggunakan kaki beracun yang berguna untuk melumpuhkan mangsa. (Oemarjati, B. S. dan Wisnu W., 1990).



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Kelas Arachnida
1.      Achaearanea tapidariorum


                    Klasifikasi
          Kingdom : Animalia
        Phyllum : Arthropoda
          Classis : Arachnidae
              Ordo : Araneae
      Sub ordo : Labidognatha
          Family : Theridiidae
         Genus : Achaearanea
Species : Achaearanea tapidariorum

            Achaearanea tapidariorum memiliki ciri morfologi yaitu karapas dan tulang dada berwarna kuning sampai coklat, kaki berwarna kuning sampai coklat dengan cincin gelap, perut lebih tinggi dari yang lama, abu-abu dengan pigmen hitam dan putih, dan memiliki bercak putih di belakang titik tertinggi, dikelilingi oleh anterior hitam dengan garis-garis gelap berjalan menuruni sisi dan chevrons hitam di belakang, venter memiliki dua gugus geofon cahaya melampirkan daerah gelap, laki-laki lebih gelap dan lebih kecil daripada perempuan, betina berkisar dari 5 sampai 8 mm panjang, sedangkan laki-laki pada umumnya sekitar 4 mm.
                 Laba-laba rumah umum ditemukan di seluruh dunia, meskipun mereka diyakini asli ke neotropics. Laba-laba ini membangun web yang besar di sudut ruangan, di bawah perabotan, di sudut antara pagar, dan antara batu-batu. Biasanya mengambil keuntungan dari setiap ruang yang menyediakan "akses" terbaik untuk mangsa yang paling.
                             Salah satu bagian dari jaring laba-laba rumah itu adalah tenunan lebih erat dari seluruh web. Bagian ini ditutupi dengan lapisan tambahan sutra, dan itu adalah di bagian web bahwa laba-laba berdiri di menunggu mangsanya. Ketika web dibangun di ruang terbuka laba-laba dapat membawa sepotong kecil daun atau bahan sejenis lainnya ke dalam web di mana menyembunyikan. Jaring laba-laba rumah muda jauh lebih teratur daripada orang dewasa. Jaring laba-laba rumah yang terbuat dari helai lengket yang menangkap debu dan puing-puing lainnya semudah mangsa. Ini jaring biasanya ditemukan di rumah-rumah dan apa yang kebanyakan orang sebut sebagai jaring laba-laba.
                             Seekor laba-laba rumah menangkap mangsanya dengan menunggu di web sampai serangga besar tertangkap dalam benang-benang lengket. Laba-laba kemudian melemparkan sutra lebih ke korban dan menariknya ke dalam web. Laba-laba akan mengubah situs web mereka jika mereka tidak menangkap mangsa yang cukup.

2.      Latrodectus mactans


               Klasifikasi
       Kingdom : Animalia
      Phyllum : Arthropoda
        Classis : Arachnida
           Ordo : Araneae
        Family : Theridiidae
       Genus : Lactrodectus
Species : Latrodectus mactans
                             Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
                             Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan. Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.
                             Laba-laba janda dapat ditemukan di setiap benua di dunia kecuali Antartika. Di Amerika Utara, para janda hitam umumnya dikenal sebagai selatan (Latrodectus mactans), Barat (Latrodectus hesperus), dan utara (Latrodectus variolus) dapat ditemukan di Amerika Serikat, demikian juga "abu-abu" atau "laba-laba janda coklat" (Latrodectus geometricus) dan "laba-laba janda merah" (Latrodectus bishopi). The spesies tunggal yang terjadi di Australia umumnya disebut Redback (Latrodectus hasselti). Spesies Afrika genus ini kadang-kadang dikenal sebagai laba-laba tombol.
                             Laba-laba hitam biasanya memangsa berbagai serangga, tapi kadang-kadang mereka melakukan memakan kutu kayu, diplopods, chilopods dan arakhnida lainnya. Ketika mangsa yang terjerat oleh web, Latrodectus mactans cepat keluar dari retret nya, membungkus mangsa aman di web yang kuat, maka gigitan dan envenoms mangsanya. Racun memakan waktu sekitar sepuluh menit untuk berlaku, sementara itu, mangsa dipegang erat oleh laba-laba. Ketika gerakan gencatan mangsa, enzim pencernaan yang dilepaskan ke dalam luka. Laba-laba hitam kemudian membawa mangsanya kembali ke mundur sebelum makan.
                             Gigitannya sangat berbahaya karena latrotoxin neurotoxin, yang menyebabkan latrodectism kondisi, baik nama untuk genus. Para janda hitam betina memiliki kelenjar racun yang luar biasa besar dan gigitannya sangat berbahaya bagi manusia, namun, Latrodectus gigitan jarang membunuh manusia jika pengobatan medis yang tepat disediakan. Racun betina setidaknya tiga kali lebih kuat daripada laki-laki, membuat pertahanan diri gigitan laki-laki tidak efektif.
3.      Centruroides noxius
                            Klasfikasi
                   Kingdom : Animalia
                  Phyllum : Arthropoda
                Subphyllum : Chelicerata
                    Classis : Arachnida
                     Ordo : Scorpiones
                      Family: Buthidae
                   Genus: Centruroides
            Species : Centruroides noxius
                             Corpion atau kalajengking of Nayarit (Centruroides noxius) adalah Scorpion keluarga Buthidae asli Meksiko, tetapi tidak diketahui banyak tentang bagaimana tiba sampai Chili dan di negara-negara lain, dianggap sangat berbahaya seperti sejauh poison, orang-orang dengan pengalaman dalam hewan atau bahwa tahu untuk memanipulasi benar tidak memiliki risiko mereka begitu banyak sebagai orang yang hanya Integra dengan mereka. Variasi berada pada tingkat berwarna, pada kenyataannya, adalah kasus fenotípicas plastisitas dalam kalajengking (hijau zamrud, oker hitam, merah dan kuning).
                 Kalajengking dari Nayarit adalah asal Meksiko (dari provinsi Jalisco dan Nayarit), meskipun area distribusi dari telah diperluas ke negara lain dengan cara buatan.
Di alam itu tinggal di tempat-tempat yang hangat dan dengan kelembaban relatif miskin. Ini adalah kebiasaan crepuscular, yang mengatakan, ia meninggalkan tempat itu bersembunyi di pagi hari untuk jam pertama dan di akhir sore makan sendiri, untuk beristirahat pohon menyembunyikan diri di bawah batu atau di celah-celah dinding atau dengan frekuensi yang sedikit bukaan.
                             Kalajengking ini pakan ukuran kecil kecil muda invertebrata atau erosif bahkan kecil yang lahir tanpa bulu dan tak berdaya (jari kelingking) mengikuti ukuran dari yang satu ini. Meskipun sebagian besar kebiasaan itu dibandingkan laba-laba diberi makan dengan kain Jangkrik pada corong (kecil), Escarabajos dan lain-lain dapat diberi makan setiap 2-3 hari setelah kualitas nutrisi makanan dan usia kalajengking (orang-orang muda akan makan bahwa orang dewasa banyak lagi, karena metabolisme pertama lebih cepat dan juga harus tumbuh cepat).


4.      Centruroides gracilis
               Klasifikasi
                   Kingdom : Animalia
                  Phyllum : Arthropoda
                Subphyllum : Chelicerata
                    Classis : Arachnida
                     Ordo : Scorpiones
                      Family: Buthidae
                   Genus: Centruroides
           Species : Centruroides gracilis

                             Jantan dewasa yang lebih besar dari betina dewasa dan memiliki jumlah yang sama dari instar. Secara umum, jantan adalah 50-153mm dan betina 60-100mm. Ada bentuk beberapa warna yang biasanya terjadi bersamaan pada populasi yang sama (bahkan betina yang sama dapat memberikan scorplings lahir dengan semua warna tersebut membentuk bersama-sama.dalam.sampah.yang.sama):
1)OHewan.kehitaman.seluruh.dengan.tangan.merah.tua.
2)OHewan.kemerahan.seluruh.
3) Prosoma, mesosoma dan metasoma coklat sangat gelap, kaki kekuningan sampai coklat kemerahan, gelap pedipalpus coklat witn merah tangan & jari hitam.
4) Prosoma & mesosoma coklat tua dengan band memanjang pucat median, segmen ekor I-IV coklat kemerahan, ekor segmen V & telson kehitaman, kekuningan.kaki,.pedipalpus.oranye.coklat.
                             Di habitat alami, spesies ini ditemukan di bawah menyalak dan batu di hutan tropis. Di tempat-tempat di mana spesies ini diperkenalkan, dapat ditemukan di dalam rumah, di bawah batu dan tumpukan kayu, puing-puing dan kantung, baik dalam ruangan dan luar ruangan.
                             Hal ini dapat menimbulkan kalajengking sangat sengatan menyakitkan, tetapi tidak dianggap sebagai ampuh sebagai beberapa kerabat. Beberapa informasi menunjukkan bahwa individu dari Amerika Utara kurang berbisa dari kerabat mereka dari Amerika Tengah dan Selatan. Centruroides gracilis dari Kuba memiliki LD melaporkan 50 nilai 2,7 mg / kg, yang cukup ampuh. Spesies ini harus ditangani dengan hati-hati.

5.      Mastigoproctus giganteus
               Klasifikasi
       Kingdom : Animalia
                  Phyllum : Arthropoda
                    Classis : Arachnida
                       Ordo : Uropygi
                 Family : Thelyphonidae
                 Genus : Mastigoproctus
        Species : Mastigoproctus giganteus
                             Divisi tubuh dari Acarina yang tidak sesuai dengan orang-orang dari arakhnida lain, untuk kepala, dada, dan perut yang menyatu, membentuk sebuah badan tidak bersegmen. Kenyataan ini telah mengakibatkan terminologi khusus. The gnathosoma atau kapitulum merupakan 2 segmen pertama primitif, dan menanggung chelicerae dan pedipalpus. Idiosoma meliputi seluruh tubuh. Tungau Banyak melintang, garis-garis halus, tetapi ini tidak memiliki hubungan dengan segmentasi. Para pelengkap Acarina kebanyakan agak mirip dengan laba-laba, kecuali bahwa spesies muda yang baru menetas hanya memiliki 3 pasang kaki. Jantan hingga 10 tahun. Betina sampai dengan 20 tahun. Mastigoproctus giganteus memiliki komponen asam cuka dalam dirinya yang bisa disemprotkan melalui bukaan kelenjar di dasar cambuk yang dapat menunjuk ke segala arah dengan akurasi tinggi.
                             Mastigoproctus giganteus mengeluarkan sendiri siang hari di bawah batu atau berbagai jenis puing-puing, muncul untuk berburu setelah gelap. Spesies ini terjadi di bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat dan selatan ke Meksiko.
                             Mastigoproctus giganteus cukup besar untuk menjadi makanan yang masuk akal bagi mamalia seperti musang, coatis, armadillos, sigung, dan bahkan beruang, babi liar dan peccaries.

B.     Myriapoda
1.      Narceus americanus
               Klasifikasi
       Kingdom : Animalia
       Phyllum : Myriapoda
        Classis : Diplopoda
         Ordo : Spirobolida
       Family : Spirobolidae
          Genus : Naerceus
Species : Narceus americanus           
                             Walaupun dinamakan kaki seribu, tetapi pada dasarnya hewan ini tidak benar-benar memiliki kaki yang berjumlah seribu. Para ilmuan ada yang telah membuktikan spesies yang memiliki kaki yang paling banyak yaitu Illacme plenipes hanya memiliki 750 kaki atau 350 pasang. Sedangkan kelas yang lainya umumnya lebih sedikit biasanya 100-300 kaki saja.
                             Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di sebelah depan dan bagian tubuhyang panjang dibelakangnya. Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk cincin. Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu dewasa terdapat dua pasang kaki. Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan tidak berkaki. Tiga segmen berikutnya (segmen 2 hingga 4) mengandung sepasang kaki pada tiap segmennya Kaki seribu yang belum dewasa sering kali mempunyai segmen terakhir yang tidak berkaki. Kaki seribu yang belum dewasa sulit sekali ditentukan jenisnya. Oleh karena itu pilihlah kaki seribu dewasa, spesimen yang segmen terakhirnya lengkap dengan kaki atau specimen yang hanya mempunyai sedikit segmen tanpa kaki untuk ditentukan identitasnya. Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang disebut gnathochilarium.
                             Ini mendiami daerah pesisir timur Amerika Utara barat ke Georgetown, Texas, utara dari rawa Ottine. Dalam hutan, sampah, dan daun. Kaki seribu lebih suka hidup di habitat lembab dan siang hari terjadi di bawah batu,  kayu dan benda-benda lainnya dalam kontak dengan tanah. Mereka aktif di malam hari. Aktif musim semi melalui musim gugur, juga menahan musim dingin di log membusuk atau di tanah.
                                       Lipan memakan serangga dan laba-laba. Mereka membunuh dengan memegang mangsanya dengan taring yang kuat dan menyuntikkan racun. Taring yang terletak di segmen tubuh tepat di belakang kepala. Kaki Seribu memakan pengurai bahan organik, tapi kadang-kadang akan merusak tanaman bibit dengan memberi makan pada daun, batang dan akar. Mereka meringkuk erat ketika terganggu sehingga sering dalam pelepasan cairan dari kelenjar repugnatorial.

2.      Narceus sp.

               Klasifikasi
       Kingdom : Animalia
      Phyllum : Arthropoda
        Classis : Myriapoda
         Ordo : Spirobolida
       Family : Spirobolidae
           Genus : Narceus
       Species : Narceus sp.

                             Kaki seribu memiliki tubuh yang terdiri dari berbagai segmen. Missouri memiliki empat pasang kaki per segmen, kecuali segmen ketujuh laki-laki yang memegang organ reproduksi. Baru menetas lipan tidak hanya memiliki berbagai pasang kaki, tetapi dengan meranggas setiap mereka menambahkan.kaki.dan.segmen.tubuh. Tidak seperti lipan, kaki seribu tidak menggigit dan makhluk pemalu. Untuk melindungi diri terhadap predator, mereka roll ke hidrogen sianida bola dan mengeluarkan dari kelenjar khusus.
                             Sebagian besar dari sekitar 8.000 spesies kaki seribu adalah pemulung atau pemakan tanaman, yang hidup terutama pada membusuk materi tanaman dan hewan. Beberapa spesies liang bawah tanah. Di Missouri, kaki seribu banyak bermigrasi pada musim semi dan musim gugur, yaitu ketika mereka yang paling mencolok. Habitat pada hutan dan padang rumput. Anda dapat menemukan mereka hampir di mana saja ada lembab, vegetasi membusuk.

3.      Scolopendra subspinipes

               Klasifikasi
       Kingdom : Animalia
      Phyllum : Arthropoda
    Subphyllum : Myriapoda
        Classis : Chilopoda
  Ordo : Scolopendromorpha
    Family : Scolopendridae
       Genus : Scolopendra
Species : Scolopendra subspinipes

                             Ini adalah spesies besar yang dapat tumbuh hingga 10 sampai 20 cm (3,9-7,9 in) panjang atau bahkan lebih. Memiliki variasi warna. Tubuhnya biasanya merah atau cokelat kemerahan dengan kaki kuning atau kuning-oranye. Secara umum dengan anggota lain dari genus Scolopendra, memiliki segmen tubuh 21 dengan segmen masing-masing memiliki sepasang kaki yang melekat. Sepasang kaki dimodifikasi dikenal sebagai forcipules dapat ditemukan di kepala, yang ditutupi oleh perisai datar dan beruang sepasang antena. Para forcipules adalah alat utama yang digunakan oleh lipan untuk membunuh mangsanya atau untuk pertahanan, karena mereka memiliki cakar tajam yang terhubung ke kelenjar racun. Lipan bernapas melalui bukaan terletak di sepanjang sisi tubuh mereka. Ini bukaan yang baik berbentuk bulat atau S-berbentuk. Mereka memiliki mata sederhana dengan visi miskin, sehingga mereka bergantung banyak pada sentuhan dan kemoreseptor mereka.
            Meskipun kata "Vietnam" dalam nama umum, Vietnam bukanlah habitat satu-satunya spesies ini. Bahkan, dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia tetapi biasanya menghuni hutan Asia Tenggara. Beberapa subspesies terjadi di Jepang juga. Ini juga merupakan salah satu dari hanya tiga jenis lipan di Hawaii. Mereka adalah predator aktif mengambil mangsa besar seperti tikus dan bahkan kelelawar. Gigitan mereka sangat menyakitkan, tapi jarang berakibat fatal pada manusia. racun ini disampaikan melalui forcipules hewan, yang terletak tepat di belakang rahang. Venoms spesies Scolopendra mengandung senyawa seperti serotonin, fosfolipase A hemolitik, protein kardiotoksik dan cytolysin a.  

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
                  Dari hasil pengamatan dilapangan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
 Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan  mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
                        Ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya lebih dari 800.000 spesies, contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies jenis lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil.
                                                            Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariadi. Pada tiap segmen tubuh terseburt terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentukrangka luar (eksoskeleton). Kesoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.
                  Arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustacea, Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta.
                  Peranan Arthropoda pada kehidupan manusia yaitu : membantu proses penyerbukan tanaman, terutama pada tanaman yang memiliki mahkota bunga yang indah dan mempunyai kelenjar madu, merupakan sumber makanan yang berprotein tinggi, merupakan salah satu mata rantai dalam suatu ekosistem, ada yang bersifat merugikan bagi pertanian misalnya : belalang, dapat menyebarkan beberapa jenis penyakit seperti nyamuk Anopheles.
2.      Saran
a.       Arthropoda sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu anggota dari ekosistemkehidupan, Arthropoda.

DAFTAR PUSTAKA

              Amintabin.2010.Filum Arthropoda.Diakses 14-12-2012
              Ayu, Kumala.2012.Phylum Arthtopoda.Diakses 14-12-2012
Jumar.2000.Entomologi Pertanian.Jakarta : Rineka Cipta.
Karmana, O. dan Anik Anwar.1987.Penuntun Pelajaran Biologi Berdasarkan Kurikulum 1984.Bandung : Ganeca Exact Bandung.
Oemarjati, B. S. dan Wisnu Wardhana.1990.Taksonomi Avertebrata.Jakarta : UI Press.
Soemarwoto, Idjah.1983.BIOLOGI UMUM III.Jakarta : PT. Gramedia Jakarta.
Rahayu, Tuti.1997.Sistematika Hewan Invertebrata Lanjut.Surakarta : Universitas Muhammdiyah Surakarta.